Rabu, Juli 21, 2010

Dosa Membicarakan Kejelekan Orang Lain

Menjalankan puasa tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga semata. Selain menahan syahwat, marah, syakwasangka dan hal-hal tercela lainnya, ada juga kebiasaaan membicarakan atau membuka aib orang lain yang kadang sulit dihindarkan. Tidak sedikit mereka yang menjalankan puasa pun dengan sengaja menggunjing kekurangan orang lain.

Bahkan diantara umat Islam sendiri masih sering saling memperolokkan sesama muslim lainnya. Ketika orang lain melakukan kesalahan biasanya orang yang tidak bersalah merasa suci dan bersorak atas kesalahan dan kelemahan itu. Kemudian mereka menyebarkan kesalahan-kesalahan itu kepada khayalak. Nau'dzubillah. Padahal tidak ada manusia satu pun yang belum pernah salah.

Menurut penceramah kajian tafsir Al Qur'an Masjid Raudhatul Jannah Bengkong Baru, Ustad Muhith Marzuqi SPDi menjelaskan membuka aib orang lain merupakan perbuatan yang sangat keji. Selain tercela, perbuatan itu merupakan dosa besar. Rasulullah bersabda: Siapa yang menutupi aib seorang muslim maka akan ditutupi aibnya di dunia dan di akhirat (HR Ibnu Majah Juz II/79, shahih).

"Siapa yang mengajak kebaikan maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun, dan siapa yang mengajak kesesatan maka baginya dosa seperti dosa yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun, HR Muslim 2674," papar Ustad Muhith Marzuqi menyebutkan hadis dari shahih Muslim.

Ustad Muhith pun menjelaskan firman Allah yang artinya: Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi shodaqoh atau berbuat ma`ruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia (QS An Nisa: 114).

Bahkan Nabi Muhammad juga mewanti-wanti kepada umat muslim untuk menutupi rahasia (kejelekan) sudara muslim lainnya. Dalam sabda Rasulullah disebutkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu yang artinya: "Tahukah kamu apakah ghibah atau menceritakan aib orang lain itu? Maka para sahabat menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih tahu."

Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menerangkan: Yaitu kamu menyebut saudaramu dengan sesuatu yang dia benci? Maka ada sebagian sahabat yang bertanya: Beritahukan kepada kami, bagaimana jika yang saya katakan ada padanya? Beliau nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: Jika yang kamu katakan ada padanya, maka kamu telah berbuat ghibah, dan jika tidak ada padanya apa yang kamu katakan maka kamu telah berdusta padanya (HR Muslim).

Dari penjelasan di atas telah banyak larangan-larangan yang bersumber kepada Al Qur'an dan As Sunnah tentang membuka aib orang lain. Dan secara psikologis, membuka dan membicarakan aib orang lain merupakan gangguan kepribadian yang harus segera di obati. Sebab jika tidak segera di atasi maka akan memunculkan penyakit hati dan berujung kepada kekufuran.

"Lebih baik kita meluruskan niat dan mengoreksi ibadah kita sendiri. Ambil cermin dan lihatlah kesalahan dan kelemahan kita. Sudah banyak Allah menutupi kesalahan-kesalahan kita, tidak terhitung betapa kasih dan rahmat Allah kepada kita sehingga keburukan-keburukan kita dilindungi-Nya," tandasnya.

Momentum Ramadan ini merupakan medan pertempuran untuk melawan nafsu-nafsu yang ada di dalam diri manusia. Artinya selama setahun berlalu umat muslim juga telah menjalankan puasa Ramadan sebelumnya. Namun Ramadan yang sudah dilewati dari masa ke masa apakah sudah membawa perubahan dan pencerahan? Hanya diri sendiri yang bisa menilai dan mengukurnya.

Allah juga berfirman di dalam surat Al Hujurat ayat 12 yang artinya: Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.

Memang pada kenyataannya untuk mencegah perbuatan dan sifat tercela sangat berat godaannya. Tetapi Allah sudah memberikan akal untuk memilih, yang paling penting niat dan ikhtiar merupakan hal yang wajib. Maka dari itu, apabila ada saudara muslim disekeliling yang suka menceritakan kejelekan, maka kewajiban kita mengingatkan dan mencegahnya.

"Saudaraku seiman, kita ini manusia yang lemah. Tidak ada manusia yang hidup tanpa salah dan dosa. Bahkan kita wajib memimiliki dosa. Maka dari itu, jadilah kita hamba-hamba Allah yang saling mengingatkan dan memaafkan kesalahan orang lain, bukan menjadi hakim atas kesalahan dan aib orang lain," imbuh Ustad Muhith Marzuqi.

Rasulullah bersabda: Dari Anas radhiyallahu, ketika aku (Rasulullah) dinaikkan (mi'raj), aku melewati suatu kaum yang mempunyai kuku dari kuningan, mereka mencakar-cakar muka dan dada mereka sendiri, maka aku (Rasulullah) berkata: Siapa mereka itu, wahai Jibril? Maka Jibril pun menjawab: Mereka itu adalah orang-orang yang memakan daging manusia (membicarakan aib) dan menyentuh kehormatan mereka" (HR Abu Daud).

Dari penjelasan hadis di atas, maksudnya haram bagi seorang muslim untuk membunuh, memakan harta, atau melecehkan kehormatan muslim lainnya dengan cara yang tidak dibolehkan dalam syariat. Menceritakan aib orang lain adalah termasuk dosa besar dan termasuk maksiat yang paling tersebar dikalangan kaum muslimin. Dan mereka menganggap remeh permasalahan ini sehingga mereka tidak memungkiri perbuatan tersebut jika terjadi dihadapan mereka.

Ghibah atau membicarakan kejelekan atau keburukan orang lain. Dan hal ini penyebab terjadinya permusuhan antara kaum muslimin dan merusak persaudaraan di antara mereka. Karena buruknya perbuatan ghibah ini Allah Ta'ala mengumpamakan orang yang berbuat ghibah dengan orang yang makan daging saudaranya dalam keadaan mati. Sangsi baginya bahwa dia di alam barzakh (alam antara kehidupan dan hari kiamat), mereka mencabik-cabik muka dan dadanya sendiri.

"Perbuatan ghibah termasuk dosa besar. Kemudian menyebut orang lain dengan sesuatu yang dia benci adalah termasuk ghibah yang haram dilakukan, walaupun hal itu benar-benar ada pada orang tersebut. Selain itu haramnya mendengarkan ghibah, karena orang yang mendengarkan telah membantu saudaranya untuk ghibah dan ridha dengan ghibah tersebut. Kita sebagai muslim wajibnya mengingkari orang yang berbuat ghibah dan melarangnya dari perbuatan tersebut, sebab sangat pedih sangsi bagi orang yang berbuat ghibah di alam barzakh nanti. Keutamaan melindungi kehormatan seorang muslim, maka Allah akan memelihara mukanya dari api neraka pada hari kiamat," tutupnya.

Kamis, Maret 25, 2010

Cacat Fisik Bukan Penghambat

Lim, Jago Mekanik Mobil
Kamis, 25 Maret 2010

Keterbatasan fisik bukan penghalang untuk meraih sukses dalam bekerja. Dengan semangat kuat dan kerja keras, Lim Chun Cui yang cacat fisik, bisa membuka bengkel servis mobil di kawasan Bengkong, Tiban, dan Sungai Beduk.

PRIA kelahiran Batam, 1 Mei 1954, ini tergolong punya semangat baja. Cacat tubuh bukan penghalang untuknya terus bekerja.

Berbekal keahlian mengutak-atik mesin (mekanik), dia mampu bekerja layaknya orang sehat. Beberapa tahun berusaha mandiri dia akhirnua berhasil mendirikan usaha sejumlah bengkel mobil. “Mobil pejabat Pemko, Otorita, bahkan Wali Kota pernah saya pernaiki.

Sekarang saya sudah sering pindah-pindah, akhirnya mereka susah mencari saya,” kenang Lim, Rabu (24/3).Keahlian membongkar mesin diawali tahun 1978, saat Lim belajar membengkel pada seorang kawan.

Selama lima tahun ikut teman, akhirnya dia bisa memperbaiki kerusakan mesin mobil dengan baik. Setelah merasa pengalamannya cukup, Lim akhirnya bekerja di tempat lain.

Dengan kerja kerasnya, usaha laki-laki separuh baya dengan kedua kaki yang mengecil ini berhasil mengumpulkan uang. Meski uang yang disisihkan tidak seberapa, lama-kelamaan dia bisa mengumpulkan modal.

Pada 1998, Lim pun membuka bengkel servis mobil sendiri di Bengkong. Ia kerjakan sendiri semua mobil yang masuk ke bengkelnya. Karena banyak order, Lim kewalahan. Akhirnya dia merekrut beberapa orang untuk membantu pekerjaannya. Semua karyawan yang bekerja di tempatnya bertubuh normal.

“Usaha saya berkembang pesat, sehingga order semakin banyak. Saya kewalahan saat itu. Apalagi saya sendiri mengalami kelainan di kedua kaki. Namun banyak klien memuji pekerjaan saya yang cepat dan tangkas,” kenang Lim.

Lim tidak merasa kekurangan tubuhnya sebagai penghambat dalam bekerja. Bahkan ia menganggap itu nikmat karena membuat pergerakannya cukup lincah.

Setahun berwirausaha di Bengkong, pemilik rumah yang disewa untuk usaha bengkelnya meminta ia pindah tempat dengan alasan akan melakukan renovasi bangunan. Dengan berat hati, Lim pun menutup usahanya.

Namun pada 1999, ia mendiri bengkel di Tiban. Selama setahun usahanya berjalan pesat di tempat baru tersebut. Namun kembali pemilik rumah memintanya pindah dengan alasan yang sama seperti sebelumnya.

“Ya, ada rasa kecewa. Mau bagaimana lagi, mereka punya hak untuk itu. Sedangkan saya sebagai penyewa hanya bisa pasrah,” kenangnya bersedih.

Akhirnya pada tahun 2000, ia pindah ke Duriangkang, Sungai Beduk, untuk merintis kembali usahanya. “Tidak alasan untuk malas-malasan. Justru dengan keterbatasan ini lah saya bisa bangkit dan terus berkarya. Apalagi bagi yang normal, tentunya mereka harus menghasilkan yang lebih,” ajak dia.

Usaha Lim banyak mendapat dukungan teman-temannya. Meski sempat bangkrut, kini usaha bengkelnya mulai bangkit kembali. Saat ini ia juga bekerja di sebuah bengkel dekat Jalan Bunga Raya Komplek Plaza 91 Square Blok C 16 Batam. (candra p pusponegoro)

Tabrakan Ubah Jalan Hidup Muhith

SEBELUM meninggalkan kota kelahirannya, Jepara Jawa Tengah, Muhith bekerja sebagai tenaga ahli desainer khusus tenun ikat sejak 1988-1991. Saat itu semua kebutuhan pribadi dan keluarganya tercukupi dengan baik.

Ia mulai tertarik dengan Batam saat seorang tetangga menceritakan kesuksesannya selama bekerja Batam. Tetangga tersebut seorang wanita bernama Mawar Baiduri.

Mawar menceritakan selama 10 tahun di Batam, ia sudah memiliki sebuah hotel. Muhith pun terperanjat dan tertarik merubah nasib dengan hijrah ke Batam.

“Saya ingat betul waktu itu tahun 1995, harga tiket Sempati Air cuma Rp 140 ribu. Saya berangkat dari Jakarta hanya berbekal motivasi oleh cerita Mawar,” kenang Muhith, beberapa waktu lalu. Setelah sampai di hotel yang dimaksudkan Mawar, Muhith pun bertanya kepada seorang karyawan hotel mengenai status tetangganya tersebut di hotel itu.

Sekali lagi dia terperanjat. Ternyata Mawar hanya pegawai biasa. Bahkan menurut cerita karyawan itu, Mawar merupakan istri seorang warga Singapura.

Muhith pun bingung. Namun Mawar tetap membantunya dengan menyedia kos di Blok 4 Baloi. Tiga bulan Muhith menganggur tanpa pekerjaan hingga akhirnya ia berkenalan dengan seorang pekerja bangunan.

Akhirnya, jadilah Muhith sebagai pekerja bangunan. Gajinya Rp 20 ribu sehari. Merasa tidak kuat, setelah tiga bulan Muhith memutuskan berhenti kerja bangunan.

Muhith banting stir sebagai tukang ojek. Hasil kerja bangunan Rp 400 ribu ia gunakan untuk mengurus SIM C. Sedangkan sepeda motor ia sewa kepada seseorang.

“Saya menyewa motor harian sebesar Rp 5 ribu. Waktu itu sepeda motor yang saya pakai mulai dari Suzuki Jetcooled dan Yamaha Sprinter,” ungkapnya trenyuh.

Setelah tujuh bulan, Muhith berhasil menabung Rp 700 ribu. Rencananya, uang itu akan dikirim ke keluarga di kampung. Ternyata Tuhan berkehendak lain, saat mengojek ia menabrak pengendara lain.

Seorang penumpang patah tulang. Muhith diharuskan mengganti motor yang rusak dan membiayai pengobatan penumpang tersebut. Ia pun menghabiskan Rp 1,5 juta biaya pengobatan penumpang dan perbaikan motor.

Muhith mula mengalami trauma. Ia semakin malas menarik ojek dan lebih senang menghabiskan waktu berdiam di Masjid Darul Muta’alin di Sei Panas.

Sekian lama manekung di Masjid, Muhith mendapat tawaran menjadi tenaga pengajar Tempat Pengajaran Al Qur’an (TPA). Ia pun menjadi perintis berdirinya TPA di Musolla Al Ikhlas Kampung Melayu Sei Panas. Ia mulai mengajar sejak 1996-1998.

“Awalnya cuma 3-5 orang yang belajar mengaji. Lama-lama mencapai 40 anak,” kenangnya tersenyum. Uang gaji ia manfaatkan untuk membiayai kuliah di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ibnu Sina. Dia sempat nyambi kerja sebagai penjaga di perpustakaan dengan gaji sekitar Rp 350 ribu. Muhith juga berkesempatan mengajar private mengaji.

Tahun 2002 Muhit selesai kuliah. Sebelum wisuda ia mempersunting pujaan hatinya, Endang Wahyuningsih, sesama aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Muhith pun sempat malang-melintang di perusahaan media sebagai marketing iklan. Dilanjutkan menjadi konsultan di sebuah perusahaan asuransi Islam dan menjadi guru honorer di sekolah dasar.

Saat seorang ustad di Rumah Sakit Awal Bros (RSAB) memutuskan mundur, Muhith pun langsung ditawari menggantikan posisi tersebut oleh seorang kenalannya. Sejak tahun 2007, ia resmi menjadi ustad atau rohaniawan di rumah sakit tersebut.

Berkat berbagai peran di bidang keagamaan, Muhith pun mendapatkan kemudahan rezeki. Ia mampu membeli sebuah rumah di Tanjungpiayu senilau dan memiliki kendaraan sendiri.

Bukan itu saja, bagi pembaca yang ingin bertukar pengalaman dengan Muhith Marzuqi bisa mendatangi di Masjid Raudhatul Jannah di Bengkong Baru Blok D No 1 Bengkong Harapan Batam. Ia pun tidak sungkan memberkan nomor teleponnya, 085-66727817. (Selasa, 1 Desember 2009, by Jubron Fahirro)

Mantan TKI Jadi Dosen

ABDURRAHMAN A Hunalapa mengalami perubahan hidup yang luar biasa. Berkat ketekunan belajar, Rahman selangkah lagi akan menjadi dosen. Padahal ia mempunyai pengalaman hidup yang cukup pahit.

Sekitar 13 tahun silam, Rahman nekat pergi ke Malaysia tanpa melalui jalur resmi. Rahman berangkat ke Pantai Mersing Malaysia pukul 00.00 malam. Ide nekat itu ke diprakarsai oleh pamannya. “Saya berangkat bersama 30 kawan-kawannya, mereka berangkat dari Teluk Mata Ikan Nongsa,” ujar Rahman kepada Tribun, Rabu (23/12).

Pejalanan dari Nongsa ke pantai Mersing Johor ditempuh selama tiga jam. Badai dan ombak yang tinggi tidak mematahkan semangat mereka. Begitu juga dengan laut Cina Selatan yang dilalui, ia akhirnya tiba di tujuan, Pantai Mersing.

Sesampainya di bibir Pantai Mersing, tekong kapal menyuruh Rahman dan teman-temannya terjun ke laut. Padahal kedalaman laut mencapai satu meter. Begitu tekong kapal menurunkan gelap, ia langsung kabur.

Dari dataran pantai Mersing, beberapa orang Indonesia yang sudah bermukim di Malaysia segera menjemputnya. Mereka kemudian dituntun menyusuri hutan payau dalam kegelapan malam.

Perjalanan sejauh 4 km itu membuat kaki Rahman lecet dan sakit. Berkeyakinan akan mendapatkan pekerjaan, apa pun resikonya disanggupinya. Sesampainya di Kebun Bunga Batu Lima, ia dan kawan-kawannya tidur di atas hutan payau.

Barulah keesokan harinya Rahman bekerja di salah seorang pengusaha tahu. Di kota Tinggi Taman Kota Jaya ia dipercaya sebagai tukan masak tahu. Tiga bulan memegang pabrik tahu, omsetnya mencapai jutaan ringgit. Sehingga ia dipercaya untuk mengelola usaha tersebut.

Hingga dua tahun menjadi seorang yang ahli di bidang tahu, saat itu gajinya mencapai 1000 ringgit. Bos merasa senang dan bangga. Lalu dibelikan sepeda motor dan disuruhnya ia tinggal di rumah yang mewah.

Baginya yang berharga, si bos membuatkan paspor dan menguruskan semua dokumennya. Sehingga dengan memiliki surat-surat resmi ia tidak diburu lagi oleh Polisi Diraja Malaysia (PDRM).

Dua tahun di Malaysia membuatnya rindu kepada kampung halaman. Ia memutuskan pulang ke kampung berbekal uang sekitar Rp 50 juta tahun 1998.

Sampai di Tanjung Uma, ia langsung membeli rumah dan sepeda motor. Kemudian membangun sebuah kedai makan. Usahanya pun semakin laris dan melejit. Sehingga Salma Ansari, kakak kandungnya ia suruh untuk mengelola.

Kemudian ia pulang ke Lembata, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Berkumpul dengan keluarga selama dua bulan. Dari hasil pekerjaan selama di Malaysia, dia bisa membangun rumah orang tuanya.

Merasa tidak memiliki penghasilan di kampungnya, Rahman akhirnya memutuskan untuk kembali bekerja di Negeri Jiran. Dia pun langsung mendatangi toke lamanya untuk diterima kembali bekerja membuat tahu.

Karena telah memiliki dokumen resmi dan mendapat izin bekerja selama dua tahun, Rahman tidak lagi menetap selamanya untuk bekerja. Namun setiap tujuh hari sekali dia kembali lagi ke kediamannya di Tanjung Uma Batam.

Begitu juga sebaliknya maksimal selama tujuh hari berada di Batam, dia kembali lagi ke Malaysia untuk bekerja. Hal ini dilakukan dia selama dua tahun sesuai dengan izin kerja yang diberikan pemerintah Malaysia.

Memasuki awal tahun 2003 dia mendapat tawaran menjadi guru SD Negeri dari salah satu guru yang diketahui bernama Yurnalis. Awalnya dia menolak tawaran tersebut karena tidak memiliki latar belakang pendidikan menjadi guru.

Namun Yurnalis meyakinkannya bahwa dia pasti bisa untuk menjadi guru karena dia pernah mengikuti pelatihan atau kursus sebagai pendidik di kampung halamannya.

Rahman pun menerima tawaran tersebut dia pun dipercayai untuk menjadi wali kelas hingga sekarang. Dia pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, untuk menambah ilmunya dia langsung kuliah di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ibnu Sina mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam.

Usai tamat kuliah tahun 2007. Rahman kembali ditawarkan menjadi asisten dosen oleh M Faisal salah satu dosen STAI Ibnu Sina. Sejak dia diangkat menjadi asisten dosen tahun 2008, Rahmam tidak menyangka bisa menjadi guru SD dan asisten dosen sampai saat ini. (by Jubron Fahirro, Kamis, 24 Desember 2009)

Rabu, Februari 24, 2010

Pantun Pembawa Acara

Pantun Pembawa Acara

Tertib Acara

1. Pembukaan
2. Permbacaan Ayat-ayat Suci Al-Qur’an
3. Sambutan-sambutan
4. Zikir dan Tausiah
5. Penutup/Doa

ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻟﻴﻛﻡ ﻮﺭﺣﻤﺔﺍﷲ ﻮﺑﺭﻛﺎﺗﻪ
ﺍﻟﺤﻤﺪﷲﺭﺏﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻥ٫ﺍﻟﺤﻤﺪ ﷲ ﺍﻟﺫﻱ ﻫﻭﺍﻷﺤﺪ ﺍﻟﻭﺍﺤﺪ ﺍﻟﺻﻤﺪ ﻟﻟﺭﺷﺪ
ﺭﺏ ﻜﺭﻴﻡ ﻮﺃﻧﺖ ﺫﻭﺧﻟﻖ ﻋﻇﻴﻡ ﻔﺎﺷﻔﻊ ﻟﻧﺎ ﻔﺎﺷﻔﻊ ﻟﻧﺎ ﻋﻧﺪﺍﻟﻜﺭﻴﻡ
ﺭﺐﺍﺻﺭﺍﺤﻟﻲ ﺻﺪﺭﻱ ﻭﻴﺴﺭﻟﻲ ﺃﻣﺭﻱ ﻭﺍﺤﻟﻞ ﻋﻘﺪﺓ ﻣﻦﻟﺴﺎﻨﻲ ﻴﻔﻘﻬﻮﺍ ﻗﻭﻟﻲ
ﺃﻤﻴﻥ ﺃﻤﻴﻥ ﻴﺎﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻥ ﺃﻤﺎﺑﻌﺪ


1. Jalan-jalan beli gorengan, gorengan dibeli di Tanjung Pinggir
Selamat datang tamu undangan, dalam acara majlis zikir

2. Jual rujak di Tanjung Uma, beli Hp merek Samsung
Pembukaan acara pertama, sekarang ini sedang berlangsung

3. Di Belakang Padang ada kampung tua, di Sagulung ada Sungai Binti
Pembacaan al-Quran acara kedua, simaklah dengan kesungguhan hati

4. Batam Galang di sambung jembatan, jembatan bernama Raja Ali Haji
Selanjutnya acara sambutan mari dengarkan dengan senang hati.

5. Taman kecipir di belakang rumah, kecipir diambil dari hutan pedalaman
Mari ikuti acara zikir dan tausiah, tentramkan hati tambahkan iman

6. Ikan lohan ikan gurami banyak terdapat di danau Nongsa
Segala kesalahan dari kami Kebenaran milik Yang Maha Esa.


ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻟﻴﻛﻡ ﻭﺭﺤﻤﺔ ﺍﷲ ﻭﺒﺭﻛﺎﺗﻪ

Selasa, Desember 29, 2009

Materi Pildacil Tahun Baru Islam

Materi Pildacil Tahun Baru Islam


Assalaamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Al-hamdulillaahi rabbil ‘aalamiin, wabihii nastaiinu ‘alaa umuuriddunya waddiiin, asholaatu wassalaamu ‘alaa asyrafil anbiyaai wal mursaliin, sayyidinaa wamaulaana Muhammadin wa ‘alaa alihii washahbihii ajmain amma ba’du.

Yang terhormat Para Alim Ulama’

Yang terhormat Dewan juri

Yang terhormat Majlis guru yang hadir pada acara ini

Hadirin dan hadirat yang berbahagia

Serta teman-teman seperjuangan yang saya banggakan.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT, atas nikmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada kita semua, sehingga dapat menghadiri acara lomba pidato dalam memperingati tahun baru islam dalam keadaan sehat walafiat.

Selanjutnya shalawat dan salam marilah kita sanjungkan kepangkuan baginda Nabi Besar Muhammad SAW, semoga dengan shalawat, kita mendapatkan syafaatnya di hari kiamat nanti. Amin…amin ya rabbal a’lamin.

Judul pidato yang akan saya sampaikan pada lomba pidato kali ini yaitu : Memperingati Tahun Baru Islam.

Dewan Juri yang saya mulyakan dan Hadirin hadirat yang berbahagia.

Yang pertama melaksanakan penanggalan tahun baru hijriyah, sebagai tahun baru islam, adalah khalifah Umar pada bulan Rabi’ al-Awwal tahun ke 17 Hijriyah. Penanggalan ini berdasarkan perputaran bulan terhadap bumi, sehingga ia juga disebut sebagai kalender qamariyah atau kalender bulan.

Sebenarnya Rasulullah berhijrah pada bulan Rabi’ al-Awwal, bukan bulan Muharram. Tapi kenapa bulan Muharram yang dijadikan bulan pertama dalam penanggalan tahun baru islam ini, kenapa bu… kenapa pak……kenapa kak…. kenapa bang……kenapa bukan Rabi’ul Awal, pada hal dalam sejarah Rasulullah hijrah pada bulan Rabiul Awal.

Karena pada bulan Muharram, Rasullah sudah merencanakan pergi hijrah. tepatnya peristiwa bai’at atau sumpah kesetiaan kaum muslimin Madinah, yang terjadi pada pertengahan bulan Dzulhijjah dan Bai’at ini sendiri dianggap sebagai awalnya hijrah. Maka bulan Muharram ditetapkan sebagai momentum bulan hijrah

Selanjutnya mengapa sahabat umar tidak memberi nama tahun baru islam dengan nama tahun Muhammadiyah, atau tahun Umariyah pada hal seandainya sahabat Umar mau, sahabat umar ego pasti bisa memberi nama tahun Muhammadiyah atau tahun Umariyah, karena saat itu yang menjadi raja atau khalifah adalah sahabat Umar.

Islam melarang ummatnya untuk memuja selain Allah, maka dalam pemberian nama tahun baru islam, sahabat Umar memberi nama tahun Qamariyah bukan Muhammadiyah atau Umariyah agar tidak ada unsur pemujaan, ini berbeda dengan tahun baru masehi yang memuja Nabi Isa dengan sebutan gelar al-Masih, atau tahun baru Jepang yaitu tahun Samura yang mengandung pemujaan Jimmu Tenno karena dianggap keturunan dewa Mi Kami atau Dewa Matahari, Atau penangalan Tahun Saka bagi suku Jawa yang berasal dari Raja Aji Saka dari India. Inilah kelebihan nama tahun baru islam dibandingkan dengan tahun-tahun baru lainnya.

Dewan Juri yang saya mulyakan dan Hadirin hadirat yang berbahagia.

Hijrah adalah momentum untuk memisahkan antara kebenaran dengan kebatilan, hijrah adalah saat yang cocok meninggalkan kebiasaan jelek, seperti berkelahi, mencoret meja, mencoret dinding dan bermalas-malasan belajar, hijrah adalah waktu yang tepat untuk rajin membaca, rajin menulis, rajin belajar, rajin berkerja dan rajin berusaha, agar semua keinginan dan cita-cita tercapai, karena sesaui dengan pepatah yang mengatakan : burung terbang dengan sayapnya dan manusia terbang dengan cita-citanya. Mulai sekarang Pasanglah cita-citamu setinggi langit ke tujuh agar Allah memberi kemampuan mengapainya

Pergantian waktu, hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan hingga tahun demi tahun mestinya memunculkan harapan yang baru, agar kita dapat meraih prestasi yang lebih baik, prestasi yang sempurna, dan prestasi yang lebih bergengsi dari tahun-tahun sebelumnya. Karena Islam mengajarkan, hari-hari yang kita lalui hendaknya selalu lebih baik dari hari-hari sebelumnya, sebagaimana Hadis Rasulullah SAW.


Man kaana yaumuhu khairan min amsihi fahuwa raabihun, waman kaana yaumuhu mitsla amsihi fahuwa Maghbuunun, waman kaana yaumuhu syarran min amsihi fahuwa mal’uunun.


''Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, adalah orang yang beruntung. Bila hari ini sama dengan kemarin, berarti orang itu merugi, dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin, berarti orang itu adalah orang yang celaka.''

Dan juga dikukuhkan Firman Allah SWT dalam al- Qur’an surat al-hasyr ayat 18,

Yaa ayyuhal ladziina aamanut taqullaaha wal tandzur nafsun(m) maa qaddamat lighat, wat taqullaah(a) innallaaha khabiirun(m) bimaa ta’maluun.

''Hendaklah setiap diri memperhatikan (melakukan introspeksi) tentang apa-apa yang telah diperbuatnya untuk menghadapi hari esok (alam akhirat).'' Dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Mengetahui ata apa yang kamu kerjakan.

Akhirnya semoga awal tahun baru hijriyah 1431 ini, kita bisa merancang hidup agar lebih baik yakni mengubah perilaku buruk menjadi perilaku yang baik, perilaku yang malas menjadi perilaku yang rajin, dan perilaku yang tercela menjadi perilaku yang terpuji, sehingga menjadi orang yang sukses dalam meraih cita-cita, sukses dunia dan selamat akhirat.

Cukup sekian dari kami, Sore hari minum es, SDN 005 memang yes.

Ikan Lohan ikan gurami, banyak terdapat di danau Nongsa

Segala kesalahan dari kami, kebenaran hanya milik yang Esa

Wabillahit taufiq walhidayah, Wassalamu alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.



 

Muhith Jepara Batam Copyright © 2009 Jepara Bumi Kartini - Batam Bumi Industri by Muhitho Kibitho 08192224377