Minggu, Oktober 04, 2009

Kiamat Itu Terjadi di Sumatera Barat

“Seumur-umur selama awak hidup baru kali ini awak melihat gempa yang dahsyat, Awak kira sudah kiamat”. Cerita Ramadhani (35) yang mencoba menghubungi kedua orang tuanya yang ada di Padang. “Alhamdulillah awak selamat di kampung kami hanya tiga rumah yang roboh, itu pun hanya rumah belakang, rumah depan retak-retak, sekarang kami tak berani tidur di dalam rumah, kami tidur di emperan depan rumah saja, takut ada gempa susulan, yang penting kami sekeluarga selamat”. “Harta bisa di cari, yang penting sekeluarga selamat”, tutup Dhani melalui posel beberapa waktu lalu

Kiamat telah terjadi di Sumatera Barat. Itulah gambaran kenyataan yang ada saat ini di bumi Indonesia. Kalau berbicara tentang kiamat seperti yang digambarkan dalam Al-Quran surat Al-Qariah yakni manusia seperti kupu-kupu yang beterbangan, gunung-gunung seperti bulu-bulu yang dihamburkan, seluruh alam digulung, semua makhluk binasa dan mengalami kematian hanya Allah yang kekal, atau disebut kiamat Kubra pasti tidak tahu kapan datangnya. Sampai saat ini kiamat kubra tiada yang bisa memprediksinya. Bahkan kiamat kubra itu sebuah misteri yang sampai saat ini belum ada iptek yang sanggup memprediksi dan mendeteksinya. Kiamat kubra masih seperti mahluk gaib yang bernama ya’juj ma’juj dimana sudah dijelaskan dalam Al-Quran surat 21: 96 akan tetapi iptek belum mampu mengidentifikasinya.

Kalau berbicara mengenai kiamat besar (kiamat kubra) kebanyakan orang hanya percaya karena merupakan salah satu rukun iman, akan tetapi tidak tahu kapan terjadinya dan tidak terbayang seperti apa situasinya. Bahkan mungkin ada sebagian orang yang tidak mempercayainya. Itu semua wajar mengingat kebanyakan orang saat ini dalam benak pikiran dan angan-anganya hanya materi duniawi, materi adalah segala-galanya.

Teguran Allah yang bertubi-tubi di nusantara dari Tsunami di Aceh, Gempa di Sumatera Utara, Gempa Yogyakarta, dan yang belum hilang dari ingantan Gempa Tasikmalaya yang masih menyisakan persoalan kemanusiaan, lalu disusul dengan Gempa Sumatera yang meliputi Pariaman, Padang panjang, Padang, Solok dan Bukit Tinggi, itu semua adalah kiamat kecil yang pasti kita hadapi dan bisa kita temui dan yang paling pasti adalah berkurangnya umur dan datangnya kematian yang tidak bisa dipercepat maupun di tunda.

Masih inginkan musibah ini akan terjadi di negeri ini. Dari gempa Tsunami di Aceh banyak orang yang sebelumnya durhaka mendapat petunjuk dan kembali kepada Allah, dari gempa Yogyakarta banyak orang yang bertaubat kembali keapada Allah karena merasa selamat dari ganasnya gempa, dari gempa Tasikmalaya banyak orang yang merubah tabiatnya dari tabiat maksiat menjadi tabiat munajat kepada Allah. Untuk Sumatera Barat ada ungkapan yang menyebutkan Sumatera Barat dahulu terkenal taatnya, namun sekarang sudah hilang Sumateranya tinggal baratnya, sehingga banyak kemaksiatanya semoga gempa Sumatera Barat merupakan gempa yang terakhir di bumi nusantara karena masyarakat bisa mengambil isyarat yang terbesit dari datangya gempa. Jika tidak bisa mengambil pelajaran, sejarah biasanya terulang. Ada lima situasi dan kondisi yang mengundang kiamat dan bencana masal yang terjadi dan tidak bisa dihindarkan sebagaimana Sabda Rasulullah SAW, di antaranya:

1. Ingkar Janji

“ Apabila seorang Pemimpin telah merusak janji terhadap kaumnya maka Allah akan kuasakan musuhnya untuk menggantikannya”. Kalau memperhatikan pejabat saat ini adalah pemimpin yang tidak mengingkari janjinya, adakah pemimpin yang benar-benar memenuhi janjinya. Saat musim kampanye datang ke Kota A menjanjikan pendidikan, datang ke Kota B menjanjikan kesehatan, datang ke Kota C menjanjikan perbaikan jalan, datang ke Kota D menjanjikan mengentaskan kemiskinan, sampai datang ke kota Z menjanjikan yang jelas tidak masuk logika, janji-janji para pemimpin baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif, semua ditagih oleh masyarakat di tagih oleh Alam dan dan ditegur oleh Allah. Teguran Allah saja kadang sebagian manusia masih menganggap angin lalu.

2. Zina Yang Nyata

“Apabila telah terjadi perzinaan yang nyata maka akan ada kematian yang merajalela”. Ada dua siksa yang disegrakan oleh Allah di dunia yaitu perzinaan, dsan durhaka terhadap kedua orang tua. Apabila dalam suatu daerah suatu wilayah atau suatu negeri telah nyata perzinaan dan nyata kedurhakaan terhadap orang tua maka Allah akan cabut imannya kaum tersebut sebagaimana seseorang mengambil baju gamisnya, selanjutnya Allah akan turunkan wabah penyakit dan bencana. Tidak mungkin kiamat atau bencana terjadi apabila ada perimbangan orang yang menyebut nama Allah, boleh jadi kiamat atau bencana itu turun terhadap suatu kaum atau negeri karena antara kedurhakaan, perzinaan tidak berimbang dengan orang yang menyebut nama Allah (zikrullah).

3. Menegakkan Hukum Selain Dari Allah

“Apabila dalam suatu kaum menetapkan hukum tidak berpegang dengan apa yang diturunkan Allah maka akan terjadi kefakiran yang merajalela”. Secara logika matematik kaum atau negara yang bersangkutan itu mestinya tidak miskin kekayaannya mencukupi, akan tetapi karena adanya ketidak pastian hukum, para yudikatif menetapkan hukum tidak mencerminkan kebenaran, tidak sesuai dengan keputusan yang ditetapkan Allah maka kaum atau negeri tersebut akan dilanda kafakiranb dan kemiskinan. Contoh ringan adalah sebuah produk elektronik dikeluarkan pabrik disertai dengan cara perwatanya, perusahaan Honda misalnya mengeluarkan mobil Jazz pasti disertai dengan cara memelihara dan merawatnya, perusahaan Toyota misalnya mengeluarkan mobil Toyota Altis pasti disertai dengan cara memelihara dan merawatnya, begitulah Allah menurunya manusia dtentu disertai dengan cara memeliharanya, apabila tidak sesuai pasti akan terjadi diskualifikasi, diskomuniasi, disjustifikasi sehingga menimbulkan kemiskinan.

4. Mengurangi Timbangan

“Tidak ada suatu kaum atau negeri yang mengurangi timbangannya kecuali merasakan paceklik dan kekurangan”. Kalau memperhatikan tontonan para pelaku ekonomi di negeri ini hampir di semua lini terjadi kecurangan dan pengurangan dalam timbangan, bagi pejual bensin berapa SPBU yang berani menunjukan untuk Pasti Pas, hanya beberapa SPBU yang menunjukan Pasti Pas, maka jangan heran walaun negeri ini termasuk negeri yang mempunyai sumber bahkan pengimpor minyak bumi akan tetapi penduduknya kekurangan minyak bumi, kesulitan bensin, kesulitan minyak tanah dan kesulitan minyak gas bumi, begitu juga dengan masalah sembako negeri ini penghasil sembako tetapi masyarakatnya kesulitan mencari sembako, tidak lain salah satu faktornya adalah karena adanya pengurangan timbangan dalam transaksi sembako.

5. Menahan Zakat

“Tiada suatu kaum yang mencegah zakat kecuali mereka akan mengalami kekeringan”. akat itu ibadah nyata, ibadah yang harus diketahui orang lain sebagaimana melaksanakan shalat, karean dalam beberapa redaksi di dalam al-qur’an kata zakat selalu menyetai setelah kata shalat. Zakat tentu berbeda dengan sedekah maka sedekah cara melaksanakanya bersembunyi-sembunyi lebih baik. Pemandangan yang terjadi dinegeri ini walaupun sudah ada hokum zakat namun pelaksanaanya masih belum maksimal maka tidaklah salah kalau masyarakat mengalami kekuragan pangan karena kemiskinan dan atau keslutan mencari pekerjaan.

0 komentar:

Posting Komentar | Feed

Posting Komentar



 

Muhith Jepara Batam Copyright © 2009 Jepara Bumi Kartini - Batam Bumi Industri by Muhitho Kibitho 08192224377