Kamis, Oktober 01, 2009

Kiat Shalat Khusu'

Kiat Shalat Khusu’

Setiap orang islam yang telah mendirikan shalat pasti ingin shalatnya khusuk.Tak terkecuali orang yang alim, ahlul fiqh, ahlul qur’an, ahlu tafsir, ahlul hadits dan ahli-ahli ilmu agama lainya. Karena kekhusukan shalat hamba merupakan rahasia ilahi dan hubungannya sangat dekat dengan hidayah Allah, sehinga sangat sulit untuk mencapainya. Adakah orang yang berani mengatakan shalatnya telah khusu’?

Yang dimaksud dengan khusu’ yaitu : sifat merendahkan diri anggota badan, perasaan dan hati di hadapan Allah saat bermunajat dan berdialog dalam shalat. Sebagaimana yang termuat dalam QS. 2 : 48 yaitu : Dan mintalah pertolongan kamu dengan kesabaran dan dengan shalat, dan sesungguhnya shalat itu sangat berat, kecuali orang orang yang khusu’ dan tunduk. Orang-orang yang menyangka akan bertemu Tuhannya dan kepada-Nya mereka kembali. Dan Rasulullah SAW.bersabda:
وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِ فِىالصَّلاَةِ (رواه النّساء واحمد والحاكم)
Artinya : Dan kudapatkan sejuk mata batinku (tentram jiwaku) saat melaksanakanshalat, HR. An-Nasai, Ahmad dan Hakim).

Untuk mengapai kualitas shalat yang berkualitas dan mendapatkan kekhusukan dalam dalam shalat maka membuktuhkan cara dan metode yang tepat. Ada beberapa kiat agar seseorang bisa melaksanakan shalat yang khusu’. Persiapan-persiapan tersebut meliputi :

Persiapan Sebelum Shalat.
Agar shalat seseorang bisa khusu yang paling mendasar adalah persiapan saat mengambil air wudhu’. Rasulullah pernah menyuruh shabat untuk menyempurnakan wudhunya ketika shalat sampai tiga kali, ini berarti betapa pentingnya wudhu yang sempurna agar bisa mencapai kekhususkan shalat. Salah satu cara agar wudhu sempurna adalah membaca doa-doa yang bisa meyempurnakan wudhu. Orang yang berwudhu dengan membaca doa-doa anggota wudhu dengan yang tidak membaca doa-doa anggota wudhu pasti ada perbedaanya. Doa-doa yang bisa menyempurnakan wudhu antara lain saat membasuh kedua tangan, saat berkumur, saat membasuh muka, saat membasuh tangan kanan, saat membasuh tangan kiri, saat mengusap sebagian kepala, saat membasuh telinga dan saat membasuh kedua kaki.
Persiapan Fisik
Khusuknya shalat seseorang identik lamamnya orang itu melaksanakan shalat, walaupun orang yang lama waktunya saat shalat belum tentu bisa mencapai khusu’, sehingga persiapan fisik sangat diperlukan agar pelaksanaan shalat yang telah dipersiapkan benar-benar mencapai khusu’. Kalau melihat sejarah shalatnya rasulullah SAW. maka para sahabat dalam satu hikayat pernah bergumun dalam hati, mungkin setelah membaca surat al-baqarah yang jumlah ayatnya 286 Rasulullah ruku’, ternyata Rasulullah menyambung dengan surat Ali Imran yang jumlah ayatnya 200 ayat, sahabat bergumun lagi mungkin setelah ini Rasulullah ruku’, ternyata Rasulullah membaca surat an-Nisa dimana jumlah ayatnya 177 ayat. Jika ditotal ayat yang dibaca Rasulullah dalam satu rakaat adalah 663 ayat atau 5 juz dalam al-quran, itupun kalau bertemu ayat azab Rasulullah meminta ampun, jika bertemu ayat tasbih beliau menyanjung, bertemu ayat nikmat beliau memuji, bertemu ayat-ayat keagungan beliau mengagungkan Allah, dan bertemu ayat-ayat kebesaran Allah beliau majjada kepada Allah. Bahkan dalam satu riwayat disebutkan ruku’nya Rasulullah sama saat beliau berdiri, dan lama sujudnya sama seperti saat Rasullah membaca al-fatihah dan surat-surat tersebut. Dari mencontoh rasulullah dalam shalat ini tentu fisik seseorang berpengaruh agar seseorang dapat mendirikan shalat secara khusu’, walaupun orang yang fisiknya kuat tidak ada jaminan shalatnya bisa khusu’. Agar fisik seseorang kuat tentu dibutuhkan keseimbangan makanan dan olah raga yang teratur.
Persiapan Pernafasan
Allah memberikan karunia pernafasan seseorang antara yang satu dengan lainya berbeda-beda ada yang panjang dan ada yang pendek. Nafas itu identik dengan jiwa atau nyawa, karena yang membedakan orang yang masih hidup dengan yang orang yang mati adalah nafasnya. Nafas dapat mempengaruhi kekhusukan shalat seseorang karena nafas sangat erat hubungannya dengan konsentrasi. Orang yang nafasnya panjang akan lebih mudah berkonsentrasi dan meditasi dibandingkan dengan orang yang nafasnya pendek, akan tetapi tidak ada jaminan orang yang nafasnya panjang lebih mudah shalat khusu’.
Membaca al-fatihah jika dibaca dengan satu nafas akan banyak menghabiskan energi, pikiran dan konsentrasi. Dengan konsentrasi total maka bisikan-bisikan hati, angan-anagan, dan fikiran yang tidak tentu arah akan berkurang, karena dalam sebuah hadits disebutkan takni (pelan tapi pasti) minallah, dan a’jalah (terburu-buru) dari setan. Jika pengaruh dan godaan setan berkurang otomatis akan muncul ketentraman jiwa, jika seseorang telah mencapai ketentraman jiwa maka pintu khusu’ mulai terbuka.

Mendalami Kajian Surat al-fatihah
Al-fatihah merupakan inti suatu rakaat dalam shalat, jika seseorang shalat tidak membaca al-fatihah maka rakat shalat tersebut dianggap tidak sah, sehinga harus menambah satu rakaat lagi untuk meyempurkan shalat. Selai itu al-fatihah juga merupakan ummmul kitab dan ringkasannya alquran. Dengan pendalaman al-fatihah yang sempurna akan lebih mudah mengantarkan untuk khusu’. Pendalam al-fatihah dapat dilakukan dengan mempraktekkan dialog antara seorang hamba dengan Tuhan Allah. Dialog tersebut yaitu :
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمِدَنِيْ عَبْدِيْ
Artinya : Segala Puji Bagi Allah, Hambaku memuji-Ku
اَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَثْنَيْ عَلَيَّ عَبْدِيْ
Artinya : Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, Hambaku menyanjung-Ku
ماَلِكِ يَوْمِ الدّيْنِ. مَجَّّدَنِيْ عَبْديْ
Artinya : Yang menguasai di Hari Pembalasan, Hambaku mengagungkan-Ku
اِياَّكَ نَعْبُدُ وَاِياَّكَ نَسْتَعْيْن. قاَلَ هَذاَ بَيْنِِيْ وَبَيْنَ عَبْدِيْ وَلِعَبْدِيْ ماَ سَألَ
Artinya : Hanya kepada-Mu kami minta pertolongan, dan hanya kepada-MU kami minta pertolongan, lalu dijawab, ini hanya antara Aku dan hambaku, dan bagi hambaku apa yang di munta.
اِهْدِناَالصِّراَطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِراَطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِيمْ غَيْرِالْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلآالضّاَلِيْن
هَذاَ َلِعَبْدِيْ. وَلِعَبْدِيْ ماَ سَألَ

Artinya : Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang engkau beri nikmat, bukan jalan orang yang engkau murkai dan bukan jalan orang-orang yang sesat, ini hanya untuk hambaku, dan bagi hambaku apa yang diminta.

Saat Shalat Munfarid
Jika seseorang sedang shalat sendiri maka usaha untuk mencapai kekhusuan shalat tergantung usahanya. Shalat malam akan lebih mudah mengantarkan khusu dibandingkan dengan shalat siang hari. Akan tetapi tidak semua orang yang shalat malam mendapatkan khusu’. Rasul pernah mengaingatkan dalam hal shalat malam ini yaitu : berapa banyak orang yang shalat malam melainkan hanya mendapatkan capek dan lelah. namun jika seseorang tidak pernah melakukan shalat malam seseorang tersebut tidak pernbah merasakan proses capek dan lelahnya agar mecapai khusu’ dalam shalat.
Proses kelelahan yang dialami seorang hamba dalam mencari shalat khusu’ pada shalat malam antara lain 1) saat berdiri: saat berdiri bisa membaca aya-ayat yang panjang atau ayat-ayat pendek yang diulang-ulang seperti saat shalat hajat kubra, mau berapa surat ikhlas yang kit abaca tiap rakaatnya. Surat ikhlas tersebut dapat dibaca 10 kali, 20 kali, 30 kali, 40 kali atau 100 kali, 200 kali 300 kali dan tau 400 kali. Samakan orang yang membaca surat ikhlas 10 kali dengan yang membaca 100 kali tentu berbeda. Disinilah ghirah seseorang untuk mengapai shalat khusu’ itu di uji. 2). Saat ruku’. Jika seseorang mampu melakukan ruku’ lama tanda-tanda kekhusuan saat shalat sudah mendekat. Menginat posisi rukuk membutuhkan fisik dan konsentrasi yang mendalam. Atau mungkin fikiran dan hati saat ruku’ diarahkan untuk berdoa : Yaa Allah jadikanlah kualitas ruku yang saya lakukan malam ini seperti ruku’nya para malaikatnya yang engkat cipatakan di langit pertama, langit kedua, langit ketiga, langit keempat, langit ke lima, langit keeenam dan langit ketujuh. Berikanlah kemampuan untuk merasa bergabung dengan ciptaan-ciptaan-Mu yang sedang ruku’. 3) saat sujud . sujud adalah merupakan tingkat totalitas pengahmbaan terhadap Allah. Janji Allah siapa yang sujud dan memohon ampun maka Allah akan ampunkan sebelum seseorang terbangun dari sujud, dengan demikian maka seseorang bisa berdoa sebagai mana saat ruk, atau dialihkan kepada permasalahan-permasalahan yang dihadapi untuk mendapatkan solusinya.

Saat Shalat Berjamaah
Kalau seseorang sedang shalat berjamah maka posisi makmum tinggal ikut dengan imam. Imam adalah komandan dalam shalat, jika imam batal saat melaksanakan shalat, maka imam sendiri yang menaggung shalatnya imam dan makmum. Disinilah sebagian orang merasa tidak percaya diri saat disuruh menjadi imam. Ada beberapa pendapat yang bisa menjadi pegagangan dan tidak ragu saat menjadi imam. Pendapat tersebut berupa pertanyaan antara makmum dan imam. Makmum bertanya : kami mengikut imam, sipakah yang engkau ikuti, imam menjawab: Aku mengikuti kitabullah dan sunnah rasul. Makmum bertanya : engkau sebagai imamku, lalu siapakan imammu. Imam menjawab : Imamku al-quran, alquran sirrinya al-fatihah, alfatihah sirrinya bismillah dan bismillah sirrinya sirrullah. Makmum bertanya : sahnya sembahyang kami tergantung imam, sahnya sembahyang imam tergantung siapa ?. Imam menjawab : sahnya sembahyang kami tergantung hokum syara’.makmum bertanya : shalat kami menghapap ke qiblat mengikuti imam, lalu kemana imam mengarahkan kiblat kami Imam menjawab, quiblat syariat ka’bah baitullah, kiblatnya hati baitul makmur. Makmum bertanya : engkau sembahyang menyembahyangkan kami, atau sembahyang kami untukmu. Imam menjawab : kami menyembahyangkan sembayangku dan menghimpun sembahyangmu kepada sembahyangku untuk kami sembahkan.

Uraian singkat diatas semoga memberi manfaat dalam meningkatkan kualitas kekhusuan shalat yang kita dirikan, sehingga bisa mendekati atau menemukan shalat yang khusu’. Selamt mencoba.!.

0 komentar:

Posting Komentar | Feed

Posting Komentar



 

Muhith Jepara Batam Copyright © 2009 Jepara Bumi Kartini - Batam Bumi Industri by Muhitho Kibitho 08192224377